-Sejarah Kebangkitan Islam di Asia Tenggara BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mayoritas penduduk di asia ten...
-Sejarah Kebangkitan Islam di Asia Tenggara
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Mayoritas
penduduk di asia tenggara memeluk agama islam, contoh negara yang mempunyai
populasi terbesar adalah Indonesia, malaysia, brunai,
filipina dan lain-lain. Di dunia ada beberapa macam agama yang tersebar, misalnya
islam, kristen, budha, hindu, namun dari berbagai macam agama tesebut agama
islam adalah agama yang paling banyak pemeluknya. Islam berkembang pesat bukan
melalui penaklukan militer seperti yang terjadi di asia selatan, melainkan
melalui perdagangan yang dilakukan oleh para sufi. Islam tersebar di sebagian
besar Asia Tenggara melalui jalur
perdagangan, terbuka dan tidak ada paksaan sehingga islam mudah diterima oleh
masyarakat. Pada akhir abad ketujuh belas islam di asia tenggara telah mengalami kebangkitan, hal ini di
karenakan interaksi antara umat islam dengan barat, dimana ada perbandingan
yang dirasakan oleh umat islam, umat islam merasa jika lebih buruk dari pada
bangsa arab sehingga umat islam berfikiran jika islam harus lebih maju dari
pada bangsa arab, hal inilah yang memotivasi umat islam di asia tenggara unutk
mempelajari islam lebih baik lagi. Namun awalnya umat islam bangkit bukan hanya
karena bangsa barat melainkan kesadaran para umat islam asia tenggara terhadap
kemajuan islam saat ini. Kebangkitan islam ini banyak fase yang dilakukan oleh
umat islam karena banyak hal-hal yang melatarbelakangi kebangkitan tersebut,
dan ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam kebangkitan islam di asia
tenggara, baik domestik maupun faktor eksternal.
2. Rumusan
Masalah
1. Jelaskan
arti kebangkitan islam ?
2. Jelaskan
sejarah kebangkitan islam di asia tenggara ?
3. Jelaskan
fenomena tentang kebangkitan islam di
sia tenggara ?
4. Jelaskan
tentang kebangkkitan islam di asia tenggara ?
3. Tujuan
Makalah
Mengerti dan memahami sejarah
kebangkitan islam serta sumber kebangkitan islan dan fenomena yang terjadi saat
kebangkitan islam di asia tenggara.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
KEBANGKITAN ISLAM
Kebangkitan islam
adalah sebuah masa dimana umat islam ingin menghidupkan kembali martabat, latar
belakang budaya serta peradaban yanng sesuai dengan kriteria islam, dan menolak
setiap penguasa dan pemimpin yang berusaha merendahkan harkat dan martabat
islam. Atau sebuah tahapan dimana kaum muslimin memiliki keinginan untuk
kembali pada ajaran islam disetiap kehidupan sosialnya atau menghilangkan
segala bentuk sistem yang diimpor dari barat dan timur, menolak segala bentuk
hegemoni politik, ekonomi serta media informasi dan kembali kepada prinsip
dasar al-quran yang meneguhkan bahwa allah swt sekali-kali tidak akan memberi
jalan kepada orang kafir untuk memusnahkan orang yang beriman[1].
Kebangkitan
Islam merupakan sebuah sejarah yang menumbuhkan kembali semangat iman, pemikiran,
fikih, serta gerakan dan jihad. Kebangkitan membawa ujian bagi umat Islam
sehingga mendorong mereka mencari sebab-sebab kejatuhan dan kehinaan yang
menimpa pada islam. Sehinga umat islam menemukan kesadaran baru yaitu:
menghidupkan iman, mengaktifkan pemikiran, dan menggairahkan gerakan Islam.
ash-shahwah[2]
atau shaha-yashhu adalah bangun dari tidur. Namun, jika membicarakan tentang
kebangkitan Islam (ash-shahwah al-Islamiyyah[3])
maka mempunyai arti yang berbeda yaitu umat islam sedang dalam kondisi terlena
dari agamanya. Maksudnya umat seperti orang yang sedang tidur, yang terlena
dari kesadarannya. Sehingga dapat disimpulkan kedua pengertian tersebut
memiliki kedekatan makna.
Ada beberapa makna kebangkitan:
Ø pertama
menurut kamus Al-muhith yaitu ash-shahwah adalah lenyapnya mendung,
meninggalkan masa kanak-kanak dan kebathilan.
Ø Kedua
menurut muktar as-shihah, shaha min sukrih shahw adalah dia benar-benar bangkit
dari mabuknya dan as-sukran shah adalah oranng yang mabuk telah sadar atau
bangkit.
Ø Ketiga
menurut lisan Al-arab, ash-shahw adalah semakin siang, sembuh dari kecantikan,
tidak terdengar tentangnya kecuali sadar dari ambuk. Dan lisan al-arab juga
mengatakan jika shaha qalbuhu wa shaha as- sukran min sukrih yashhu shahw wa
shuhuw fa huwa shah yang artinya telah sembuh dari mabuknya sehingga ai menjadi
orang yang bangkit.
Ø Keempat
menurut mu’jam maqayis al-lughah, ash-shahw yaitu bangkit lawan dari as-sukr
yang artinya mabuk. shaha yashhu as sukran fahuwa
shahiyyah artinya langit telah bangkit maka ia jernih.
Ø Kelima
Mu’jam al-Wasih I cetakan II hal 528, shaha an-na’im shahw adalah orang yang
tidur itu benar-benar bangun dari tidurnya, shaha as-sukran wa nahwuh adalah
orang yang mabuk dan semisalnya itu telah sadar, shaha al-qalbu ( hati bangkit
) yaitu bangun dari hawa nafsu atau keterlenaan.
Ash-shahwah
atau kebangkitan adalah kata untuk menyatakan akan kesadaran pada diri manusia
yang di ungkapkan dengan hati atau kesadaran atau akal[4]..
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan jika ash-shahwah atau kebangkitan
adalah kembalinya kesadaran dan kembalinya kewaspadaan umat yang sebelumnya
telah hilang. Sedangkan menurut istilah kebangkitan adalah bangun dari
keterpurukan dan keterlenaan serta dari ketiadaan pemahaman terhadap realita
hakiki yang menjadi realita hidup umat.
2. SEJARAH
KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
Kebangkitan islam di
asia tenggara terjadi sekitar abad ke-19 hingga 21, dimana kebangkitan ini
merupakan hasil dari interaksi dengan peradaban yang ada di barat pada abad
ke-18, para umat islam menyadari jika ada ketertinggalan peradaban dengan
barat. Interaksi umat islam dengan barat ini dimanfaatkan umat islam untuk
mempelajari peradaban yang ada di barat. Peradaban yang ada di barat bukanlah
hal pokok yang menjadikan umat islam bangkit namun ada beberapa gerakan yang
menjadikan umat islam bermotivasi untuk menjadi lebih maju.
ada empat gerakan yang
dicatat oleh evers dan sharon siddiq yaitu :
1.
Gerakan gerakan penolakan atas rasionalisasi, yaitu penolakan atas demistifikasi
dunia.
2.
Gerakan sebagai sebuah usaha untuk mengatasi tekanan-tekanan modernisasi.
3.
Gerakan anti imperialis dan hegemoni.
4.
Gerakan pembaruan yang merupakan doktrin agama itu sendiri.
Dari
beberapa gerakan yang ada, ada beberapa faktor yang dikatakan sebagai respon
negatif terhadap bangsa barat yaitu pada faktor 1, 2, dan 3. Sedangkan pada faktor ke 4 merupakan determinasi doktrinal dan sejarah. Namun ada yang berpendapat jika
kebangkitan islam di asia tenggara bukanlah sebuah reaksi terhadap kebangkitan
barat melainkan sebuah kebangkitan yang selalu muncul yang menunujukkan
keberlangsungan islam dalam sejarah. Sehingga dapat disimpulkan jika
kebangkitan islam di asia tenggara adalah
sebuah dorongan dan dinamika internal. Dan kebangkitan
Islam terkait dengan proses take and give dengan peradaban.
Pada masa
sekarang kebangkitan islam adalah sebuah manifestasi penting kepada semua warga
negara dunia. Di asia tenggara generasi baru muslim sedang bergerak ke arah
memahami serta menterjemahkan ajaran-ajaran islam yang serba komprehensif dalam
segenap bidang kehidupan[5].
3. LATAR
BELAKANG KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA
TENGGARA
Ada beberapa hal yang melatar belakangi munculnya kebangkitan islam
di asia tenggara yaitu :
a. Paham
tauhid yang dianut kaum muslimin telah tercampur dengan kebiasaan yang
dipengaruhi oleh tarekat, pemujaan terhadap orang suci dan hal lain yang
membawa kekufuran
b. Sifat
jumud membuat umat islam berhenti
berfikir dan usaha, umat islam maju dizaman klasik karena mereka mementingkan
ilmu pengetahuan. Maka selama umat islam masih bersifat jumud dan tidak mau
berfikir untuk ijtihad tidak mungkin mengalami kemajuan. maka perlu adanya
kebangkitan yang berusaha memberantas kejumudan.
c. Umat
islam selalu berpecah belah, maka umat islam tidaklah akan mengalami kemajuan.
Umat islam maju karena adanya persatuan dan kesatuan karena adanya persaudraan
yang diikat oleh tali ajaran islam.
d. Hasil
kontak antara dunia islam dan barat. Hal ini mebuat islam sadar jika mengalami
kemunduran di bandingkan dengan barat terutama ketika peperangan antara
kerajaan usmani dengan negara eropa, dimana kerajaan usmani mengalami kekalahan
di tangan barat.
4. SEBAB-SEBAB
KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
Ada beberapa
gagasan tentang penyebab kebangkitan islam di asia tenggara yaitu :
a.
Menurut Muhammad abduh
Ø Bidang
akidah
Muhammad abduh menyuruh
kepada umat islam agar kembali kepada ajaran murni serta menyesuaikan dengan
kebutuhan pada saat ini. Syaratnya adalah tidak boleh bertentangan dengan
kehendak al-Quran dan sunnah. Muhammad abduh menolak konsep taqlid al-a’ma[6],
beliau mengajak umat islam agar mau mempelajari ilmu fardhu ain dan kifayah
untuk membina umata yang mempunyai daya fikir yang tinggi dan mampu keluar dari
belenggu penjajahan
Ø Bidang
Integrasi Ilmu
Muhammad abduh
mempunyai sistem pendidikan yang hanya bertumpu pada bidang agama.
b. Menurut
jamaludin al- afghani
Beliau mengatakan jika
keyakinan pada islam adalah yang sesuai untuk semua bangsa, zaman, keadaan
dengan interprestasi tentang ajaran islam yang ada pada al- quran dan hadist.
Dimana interpretasi diperlukan ijtihat dan pintu ijtihat akan selalu terbuka. Kemunduran
umat islam bukan karena agama islam sebagaiman yang telah dikatakan oleh
perubahan zaman melainkan umat islam mundur karena mereka telah meninggalkan
islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran diluar islam serta penyalah artian
maksud hadist yang mengatakan umat islam akan mengalami kemunduran.
c.
Menurut M. Iqbal
Islam sebagai way of
life yang mengatur kehidupan manusia. M iqbal memiliki pandangan jika manusia
cenderung dimanis akan membuat umat islam menjadi pengikut bangsa barat dengan
menanggalkan baju keislaman. Dan beliau merekontruksi paradigma umat islam agar
mapu hidup dalam dinamika kehidupan yang normal tetapi tetap dalam ruang
lingkup sebagai muslim yang mengabdi kepada allah SWT.
d. Menurut
M Ali Jinnah
Beliau berpendapat jika
kebangkitan di india mempunyai peranan, baik disengaja maipun tidak. Sayyid
ahmad khan dengan idenya tentang pentingnya ilmu pengetahuan, sayyid amir ali
dengan idenya bahwa islam tidak menentang kemajuan modern, iqbal dengan ide
dinamikanya sangat membantu usaha jinnah dalam menggerakkan umat islam yang
telah lama berada kemunduran.
Selain gagasan di atas
masih ada beberapa modal utama asia tenggara untuk bangkit dalam hal islam dunia
yaitu
1.
Rakyat
yang beriman dan bertaqwa
Rakyat
yang beriman dan bertaqwa merupakn faktor utama dari bangkitnya islam. Seperti firman Allah dalam Al Qur’an : “Barang siapa yang melahirkan syiar itu dari
hati yang bertaqwa”[7]. Keinginan
akan Islam datang dari rakyat dengan penuh kesadaran dan penghayatan hasil dari
dakwah dan tarbiyah yang diperjuangkan dengan lemah lembut, lunak, berhikmah,
serta meyakinkan. Bukan dilobi dengan rasa marah dan semangat yang tidak
menentu.
Kebangkitan rakyat yang menginginkan Islam menyebabkan seluruh peringkat
masyarakat tunduk kepada islam secara sukarela. Terbentuklah sistem asuransi,
jual beli, perbankan, universitas dan berbagai institusi pendidikan, ekonomi,
budaya, sosial, kesehatan dll secara islam. Riba, judi, pemameran aurat,
pergaulan bebas dan lain-lain kemungkaran semakin mendapat tantangan dan
ditinggalkan.
2.
Jama’ah
Islam yang bercita-cita besar
Di Asia tenggara khususnya Indonesia dan malaysia banyak jamaah dan
kelompok dakwah Islam pimpinan Melayu yang bercita-cita besar, dan telah
memulai kerja-kerja yang bertaraf internasional untuk merealisasikan cita-cita
mereka. Gerakan dakwah yang bersifat universal dan global mempunyai wawasan
yang lebih luas. Tidak seperti partai politik yang membatasakan perjuangannya
hanya untuk menguasai sebuah negara, kelompok nasionalis yang memperjuangkan
kepentingan suatu bangsa, atau bisnismen yang mencari keuntungan materi. Cita-cita besar jamaah Islamiah ialah mengislamkan
dunia dengan menelusuri hadist Rasulullah SAW.
3.
Pemimpin
islam yang berwibawa
Pemimpin Islam Melayu yang berwibawa bukan saja diakui dan disegani di Asia
tenggara, namun juga diakui oleh banyak orang di luar Asia Tenggara. Banyak
musuh-musuhnya semakin benci, tetapi penerimaan dari orang-orang yang cinta kebenaran
di seluruh dunia semakin meningkat. Kewibawaan dan penerimaan ini bukan karena
harta, kuasa atau kepentingan duniawi, tetapi karena akhlak, ketabahan,
keberanian, kasih sayang, fikrah dan uslub perjuangannya demikian menonjol.
Pemimpin islam bukan saja mendapat kepercayaan, keyakinan dan harapan dari
orang Melayu, tetapi juga umat islam di negara-negara lainnya seperti China,
Uzbekistan, Turki, Pakistan, Timur Tengah dan Eropa. Majelis perbincangan dan
mudzakarah dengan para pemimpin dan tokoh masyarakat setempat telah seringkali
dilakukan. “Islam akan bangkit dari tempat kamu”[8].
4.
Fikrah
(minda) yang global
Fikrah pemimpin islam Melayu yang mempunyai tafsiran terkini dalam memahami
dan mengamalkan Islam serta menerapkan kaedah-kaedah perjuangan sudah diakui
dan terbukti keunggulannya. Dahulu pejuang islam hanya mengambil kaedah Hassan
Al banna, Sayyid Qutb, Maududi dll. kini sudah banyak yang mengambil kaedah
perjuangan dan fikrah dari pemimpin Islam Melayu tersebut, baik secara sadar
ataupun tidak disadari. Industri pemikiran Islam pemimpin Islam Melayu sudah
beredar di berbagai belahan dunia, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga
mencakup Timur Tengah, Uzbekistan dan Eropa. Islam yang diperjuangkan oleh
bangsa melayu lebih lunak, berhikmah dan berkesan dari pada yang diperjuangkan
oleh pejuang-pejuang Islam dari Timur Tengah dan belahan bumi lainnya.
5.
Asas
peradaban yang kukuh
Jamaah Islamiah pimpinan Melayu juga sudah membangun asas kemajuan material
yang syumul dan mencakup segala spek kehidupan manusia. Di masa yang akan
datang potensi masyarakat untuk hidup secara Islami sangat cerah. Peradaban
yang dibangun di atas pembangunan insan di tingkat jamaah sudah sangat kukuh
dan sistem-sistem hidup Islam yang dibangunkan dalam jamaah tersebut hanya
menunggu waktu saja untuk berkembang ke peringkat daulah (negara). Bagaikan
benih-benih yang subur, suatu model kehidupan yang Islami dalam segala aspek
kehidupan sudah tersedia untuk dicontoh oleh masyarakat dunia. Sistem
kebudayaan, pendidikan, dakwah, ekonomi Islam dll, yang diperjuangkan oleh jamaah
islam dari melayu (Asia tenggara) tersebut mendapat tempat di Uzbekistan,
negara-negara barat, Timur Tengah, Turki, Pakistan dll.
Sistem hidup dan uslub membangunkan umat islam ini sudah diakui oleh
kalangan cendikiawan. Berpuluh-puluh sarjana, magister dan doktor dari
universitas-universitas ternama di Asia tenggara dan Eropa telah dihasilkan
dengan menyiapkan tesis tentang sistem hidup islam dan uslub perjuangan jamaah
ini. Seorang penguji doktor dari Universitas Oxford, Prof. Kent, ketika menguji
sebuah disertasi tentang sistem sosial ekonomi jamaah tersebut, mengatakan
bahwa “mereka akan membuat suatu revolusi sosial tidak lama lagi”.
6.
Pejuang-pejuang
Islam yang gigih
Rakyat melayu bukanlah rakyat yang malas seperti yang digembar-gemborkan
oleh barat selama ini. Hal ini sengaja dibuat oleh penjajah dulu untuk meracun
semangat perjuangan dan jihad orang melayu. Sejarah telah membuktikan bagaimana
rajin dan gagah beraninya pejuangpejuang melayu dalam menegakkan kebenaran dan
mengusir penjajah. Kalau dulu kegigihan pejuang-pejuang melayu itu dibentuk
oleh tantangan-tantangan external, sekarang sifat itu disuburkan oleh faktor
internal yaitu pembinaan roh islamiah.
Ternyata pejuang-pejuang islam Melayu telah dididik dan dilatih serta
dihadapkan dengan berbagai suasana, ujian dan kerja-kerja yang memerlukan jiwa,
ruh dan fisik yang kuat serta gigih. Perjalanan-perjalanan dakwah diberbagai
negara tersebut telah membuktikan betapa mubaligh Islam melayu memang kuat dan
gigih berhadapan dengan cuaca, cara hidup, makan minum dan ragam manusia yang
berbeda. Walaupun sekarang ini adalah era perang fikiran bukan perang senjata,
namun sifat kuat dan gigih ini tetap diperlukan untuk menyampaikan sistem dan
cara hidup Islam ke seluruh pelosok dunia.
7.
Sumber
Alam yang kaya
Negara-negara di Asia Tenggara adalah negara-negara yang kaya dengan sumber
daya alam dan energi, baik yang ada di permukaan bumi berupa hutan, tanah yang
subur, flora dan fauna yang beraneka ragam, maupun yang berada di dalam bumi
yang berupa tambang-tambang minyak, gas bumi, emas dan berbagai jenis mineral
lainnya. Begitu juga dengan kekayaan lautnya, baik yang berupa potensi
perikanan maupun potensi pertambangan bawah laut. Di natuna misalnya telah
ditemukan cadangan gas bumi terbesar di dunia. Kekayaan alam ini merupakan
modal tambahan untuk memperjuangkan sistem hidup Islam ke seluruh dunia.
8.
Jumlah
penduduk yang banyak
Jumlah umat islam melayu yang ada di Asia tenggara lebih dari 200 juta orang.
Jumlah ini lebih besar dari jumlah gabungan umat islam yang ada di seluruh
negara-negara Arab. Ini merupakan jumlah besar yang mampu mencipta sejarah, dan
sangat dikhawatirkan oleh barat. Gelombang kebangkitan Islam alam melayu kalau
berhasil digerakkan dengan iman dan taqwa adalah satu gelombang dahsyat yang
Insya Allah tidak akan mampu dihadapi oleh kekuatan dunia manapun. Baik dari
segi pemikiran, cara hidup maupun kerohanian.
5. KARAKTERISTIK
ISLAM DI ASIA TENGGARA
Ada beberapa karakteristik islam di
asia tenggara yaitu :
a. Damai
Thomas W Arnold mengatakan dalam bukunya yang
berjudul The Preaching of Islam dan sebagaimana dikutip oleh Azyumardi Arnold
menyimpulkan bahwa penyebaran dan perkembangan sejarah Islam di Asia Tenggara
berlangsung secara damai, terbuka dan tanpa paksaan. Tidak seperti penyebaran Islam di sebagian besar wilayah
Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang disebut fath atau futuh, yakni
pembebasan, yang dalam realitanya melibatkan kekuatan militer. kebebasan di
kawasan-kawasan yang disebutkan tidak selamanya berupa pemaksaan penduduk
setempat untuk memeluk Islam. Sebaliknya, menurut Azyumardi, penyebaran Islam
di Asia Tenggara tidak pernah disebut sebagai futuh yang disertai kekuatan
militer.
b. Toleransi
Sikap toleran telah membuat
Islam di Asia Tenggara tidak memusuhi peradaban Barat. Kolonialisme dan
imperialisme Barat terhadap masyarakat Asia Tenggara tidak membuat umat Islam
menutup diri untuk berdialog dengan peradaban Barat. Imperialisme adalah sisi
jahat peradaban Barat yang tidak bisa ditolerir, sedangkan demokrasi adalah
sisi bagus peradaban Barat yang layak diapresiasi. Islam di Asia Tenggara
memang cukup prospektif dan diperkirakan akan muncul menjadi kawasan alternatif
bagi kebangkitan Islam. Dimana Islam telah diidentikkan dengan radikalisme dan
dianggap tidak cocok dengan demokrasi, Indonesia dan Malaysia telah mampu
menepis stereotip semacam itu. Meskipun penilaian Esposito ini diungkapkan
sebelum munculnya dugaan kuat adanya jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di
Indonesia, dan terlepas dari kontrovesi ada tidaknya Jamaah Islamiyah, namun
penilaian Esposito ini mencerminkan keterpesonaan pengamat Barat terhadap
kemampuan umat Islam di Asia Tenggara dalam mendialogkan doktrin Islam dengan
masalah modernitas.
6. CONTOH
KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
a.
Indonesia
Indonesia merupakan
negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Meskipun sebagian besar
penduduk Indonesia adalah Muslim, Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara
secular yang berdasarkan Pancasila sebagai ideology nasional. Secara umum di
Jawa kaum Muslim dapat diklasifikasi ke dalam kaum Muslim nominal dan santri,
yaitu mereka yang taat pada ajaran Islam.misalnya kaum santri bisa dibagi lagi
dengan ke dalam pembaharu, tradisionalis, mistis, dan lainnya. Komunitas muslim
juga bisa dibagi berdasarkan perbadaan latar belakang, misalnya pendidikan, di
mana ada yang mendapat pendidikan secular dan yang mendapat pendidikan agama,
dan lain sebagainya. Semakin secular pendidikan seorang Muslim, semakin
cenderung ia berorientasi keluar dan hidup dengan gaya Barat. Seringkali mereka
juga mempunyai latar belakang kota dan kosmopolit. Kaum Muslim juga bisa dibagi
ke dalam kelompok elit dan kelompok massa. Mayoritas kaum Muslim, bagaimanapun
juga, cenderung berasal dari daerah pedesaan dan berlatar belakang petani. Kaum
Muslim yang bekerja di perkotaan biasanya terdiri dari kaum pedagang maupun
buruh.
b.
Malaysia
Penduduk Muslim di
malaysia tidak lebih dari 55% dari seluruh jumlah penduduk. Meskipun tidak
semua orang Muslim adalah Melayu, secara konstitusional, orang Melayu mesti
Muslim. Fenomena kebangkitan Islam di Malaysia terutama pada tahun 1980-an,
telah merusak. Kini di mana-mana terdapat tanda-tanda konformitas yang cukup
besar terhadap tata cara hidup Islam di Malaysia. Juga ada kegairahan yang
meningkat akan kajian-kajian Islam di kalangan kaum Muslim. Lembaga-lembaga
baru di bidang perbankan, pendidikan, kesehatan, industri, dan perdagangan yang
merefleksikan visi Islam telah dibangun, bahkan dengan bantuan dari pemerintah.
Perkumpulan dan badan-badan Islam baru yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan
cita-cita Islam menjamur di mana-mana. Aktivitas tabligh dan dakwah dilakukan
oleh berbagai macam kelompok dengan penuh semangat. Yang menarik, lepas dari
perkembangan-perkembangan ini, kaum Muslim Malaysia, dengan sengaja ataupun
tidak tetap memiliki hubungan baik dengan sesama warga Malaysia yang
non-Muslim.
c.
Singapura
Singapura adalah
Negara-kota dengan jumlah penduduk 2,5 juta jiwa yang multirasial, multilingual
dan multi agama. Seluruh penduduk muslim di Singapura berjumlah 320.000 jiwa.
Penduduk singapura bersifat heterogen, mayoritas dari mereka adalah orang Melayu.
Masyarakat melayu muslim kebanyakan hidup dengan standar ekonomi yang lebih
rendah disbanding dengan saudara mereka yang non-Melayu, apalagi jika di
banding dengan penduduk singapura lainnya. Di bawah system pendidikan yang
maju, kaum melayu muslim tetap saja tertinggal dibidang pendidikan. Tahun 1980
hanya terdapat 679 orang Melayu yang tamat Universitas.
d.
Filipina
Filipina adalah
Negara kepulauan dengan 7.107 buah pulau. Penduduknya berjumlah 47 juta jiwa.
Islam telah mempunya sejarah panjang di Filipina, sejak zaman pra-kolonial, dan
masyarakat muslim dibagian selatan tercatat sebagai mayarakat yang mampu
mempertahankan diri dari penerasi Spanyol selama tiga ratus tahun. Sejak
permulaan abad ke-20 sajalah wilayah kaum muslim di Selatan mulai disatukan
secara administratif dan sistematis ke dalam masyarakat politik yang lebih
luas. Orang-orang Islam di Filipina menamakan diri mereka Moro. Namun nama ini
sebetulnya lebih bersifat politis, karena dalam kenyataannya Moro terdiri dari
banyak kelompok etnolinguistik. Mayoritas orang-orang Moro adalah nelayan dan
petani, namun ada juga orang islam yang bekerja di sektor pemerintahan sebagai
guru, administrator, personil angkatan bersenjata, dll.
e.
Brunei
Darussalam
Situasi politik di
Negara Brunei Darussalam tampaknya sangat tenang. Hal ini mungkun karena ukuran
Negara ini yang kecil. Brunei berpenduduk hanya 200.000 jiwa dengan kaum Muslim
sebagai mayoritas. Hamper seluruh penduduk Brunei adalah Melayu, meskipun ada
sejumlah kecil kaum Cina pendatang. Sebagai agama resmi, Islam mendapat
lindungan dari Negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan dan
tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah memberlakukan
kebijaksanaan di bidang agama dan kebijaksanaan umum lainnya tanpa anyak
kesulitan. Dan juga karena Brunei sangat berhati-hati terhadap pengaruh luar.
Tampaknya masyarakat feudal tradisional ini tetap bertahan.
f.
Thailand
Dari jumlah
pemeluknya, Islam adalah agama kedua yang cukup penting di Thailand. Menurut
gambaran resmi, masyarakat Muslim merupakan 4% dari seluruh penduduk Thailand.
Ada juga yang menunjukkan persentasi yang lebih besar. Yang perlu dicatat aalah
bahwa kaum Muslim merupakan kelompok minoritas dalam kerajaan. Meskipun jumlah
kam Muslim yang sangat besar terkonsentrasi di empat propinsi bagian selatan,
yaitu Satun, Narathiwat,Pattani, dan Yala, di mana mereka merupakan kelompok
mayoritas. Mereka juga tersebar di seluruh kerajaan di sekitar tiga puluh
propinsi lainnya. Di Thailand terdapat 2.000 masjid ang terdaftar dan jumlah
masjid di ibukota Bangkok dalah dua kali lipat dari jumlah seluruh masjid di
Singapura. Masyarakat Muslim bukanlah masyarakat yang homogen. Istilah
Thai-Issalam atau Thai-Muslim digunakan secara resmi untuk menyebut mereka.
Pada beberapa kalangan, kaum Muslim disebut khaeg, yaitu sebuah julukan yang
kedengarannya agak menggelikan dan berbau penghinaan. Masyarakat Muslim di
Thailand sebagian besar berlatar belakang pedesaan. Kebanyakan dari mereka
bekerja sebagai petani. Di daerah selatan, mereka kebanyakan bekerja sebagai
nelayan. Di Bangkok dan pusat perkotaan lainnya, sebagian beasr Muslim bekerja
sebagi pedagang, buruh, tukang, dan pegawai negeri. Terdapat pula sekelompok
kecil kaum Muslim professional yang bekerja di bidang industry, perdagangan,
perbankan, kesehatan dan hukum. Ada pula yang bekerja sebagai anggota pasukan
kepolisian ataupun sebagai anggota militer. Secara keseluruhan, profil ekonomi
kaum Muslim tidak jauh berbeda dengan orang Thai lainnya yang beragama Budha.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Kebangkitan
Islam merupakan sebuah sejarah yang menumbuhkan kembali semangat iman,
pemikiran, fikih, serta gerakan dan jihad. Kebangkitan islam di asia tenggara
terjadi sekitar abad ke-19 hingga 21 dimana ini bukan hasil militer maupun
kekerasan tetapi islam disebarkan secara damai, terbuka dan tidak ada paksaan.
Latar belakang kabengkitan : Paham tauhid yang dianut kaum muslimin, Sifat
jumud, umat islam selale berpecah belah, Hasil kontak antara dunia islam dan
barat. Sedangkan modal utamanya adalah Rakyat
yang beriman dan bertaqwa, Jama’ah Islam yang bercita-cita besar, Pemimpin
islam yang berwibawa, Fikrah (minda) yang global, Asas peradaban yang kukuh,
Pejuang-pejuang Islam yang gigih, Sumber Alam yang kaya, Jumlah penduduk yang
banyak.
2.
SARAN
Penulis menyadari
jika makalah ini belumlah sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang berguna untuk perbaikan makalah selanjutnya.
[1] . surah annisa :141
[2] . ash shahwah (kebangkitan)
[4] . Dr. Yusuf al-Qardhawi, Ash-Shahwah
al-Islamiyah wa Humum al Wathan al-‘Arabi wa al-Islami, hal. 11-12 cet. 1,
Mu’asasah ar-Risalah, Beirut. 1409H/ 1988M.
[5]. Prof.
Dr. Amir luthfi,elviriadi, s. Pi, Kebangkitan generasi baru asia tenggara, Hal.
113 cat. 11, suska press, pekanbaru, 2005.
[8] . ungkapan
Dr. Abdul sallam Harras, dosen senior di
jamiah Qarawiyyun , Universitas Islam tertua di dunia, dibangun 200 tahun
sebelum Al Azhar di Kairo
COMMENTS