-[Kisah motivasi] BELAJAR Tidak kenal USIA Lu Pingkung adalah seorang raja, dia adalah seorang raja yang pintar dan adil. Ketika d...
-[Kisah motivasi] BELAJAR Tidak kenal USIA
Lu Pingkung adalah seorang raja, dia
adalah seorang raja yang pintar dan adil. Ketika dia berusia 70 tahun, dia
masih berkeinginan belajar lebih banyak lagi, untuk menambah pengetahuannya.
Lu Pingkung merasa pengetahuan yang
dimilikinya masih sangat minim. Tetapi seorang yang berumur 70 tahun ingin
belajar lagi, kesulitannya semakin banyak, Lu Pingkung merasa tidak percaya
diri, dia lalu pergi meminta nasehat kepada seorang menterinya yang pintar.
Menterinya ini adalah seorang tua yang
buta, tetapi dia adalah seorang cendekiawan, walaupun matanya buta, tetapi hati
sanubarinya sangat terang.
Lu Pingkung bertanya kepada menterinya
ini, ”Coba engkau lihat, saya sudah berumur 70 tahun, sudah cukup tua, tetapi
saya masih sangat ingin belajar lebih banyak ilmu, supaya dapat menambah lebih
banyak pengetahuan, tetapi selalu merasa kurang percaya diri, selalu merasa
sudah terlambat?”
Menteri ini menjawab, ”Paduka merasa
terlambat? Lalu kenapa tidak menyalakan lilin?”
Lu Pingkung tidak mengerti maksud dari
menteri ini, lalu berkata, ”Saya berbicara serius denganmu, kenapa engkau
bercanda? Mana ada seorang menteri yang mempermainkan rajanya?”
Mendengar perkataan rajanya, menteri ini
merasa gembira lalu berkata, ”Paduka, engkau salah paham, saya adalah seorang
menteri tua yang buta, mana berani mempermainkan Paduka? Mengenai hal belajar
lagi saya juga berkata serius kepada Paduka.”
Lu Pingkung dengan bingung berkata, ”Saya tidak mengerti
apa maksudmu?”
Menteri berkata, ”Menurut yang saya
pelajari, ketika manusia pada masa kecil mempunyai keinginan belajar, bagaikan
mendapat sinar mentari pagi yang sangat lembut, sinar mentari makin lama makin
terang, waktu bersinarnya juga sangat panjang.
Ketika manusia pada masa remaja mempunyai
keinginan untuk belajar, bagaikan mendapat sinar mentari di siang hari,
walaupun sinar mentari di siang hari sudah menyinari setengah hari, tetapi
sinarnya sangat terik, waktunya bersinar juga masih panjang.
Sedangkan manusia pada masa tuanya
mempunyai keinginan untuk belajar, walaupun matahari sudah tenggelam, tidak ada
sinar terang lagi, tetapi masih bisa meminjam cahaya lilin untuk menerangi,
walaupun cahaya lilin tidak begitu terang, tetapi dengan sedikit cahaya ini
lebih bagus daripada meraba-raba ditempat yang gelap.
Lu Pingkung segera tersadarkan, dengan
gembira dia berkata, ”Perkataanmu sangat benar, Memang harus demikian!
Sekarang saya merasa percaya diri lagi.”
Renungan : "BELAJAR diwaktu kecil bagai mengukir diatas BATU, belajar sesudah dewasa bagai mengukir diatas AIR, Tidak hanya belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga belajar DIAM dari banyaknya BICARA dan belajar SABAR dari banyaknya KEANGKUHAN".
COMMENTS