[Renungan] Tapi tahukah kamu? Renungan ini dipersembahkan kepada para remaja Indonesia dan dunia, cobalah untuk meluangkan wakt...
[Renungan] Tapi tahukah kamu?
Renungan ini dipersembahkan kepada para remaja Indonesia dan dunia, cobalah untuk meluangkan waktu sejenak untuk menghayati dan memahami makna yang terkandung didalam renungan ini. Semoga bermanfaat...
================================================
Ingatlah dikala....
sering merasa kangen sekali dengan Ibunya.
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk
menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang
mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih
sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan
dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang
kau lakukan seharian?"
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan
melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan
dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu,
dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya
PASTI BISA. Dan tujuan lainnya adalah disuatu saat ketika ayah telah tiada, ia
menginginkan kamu agar tetap bisa berdiri sendiri tanpa harus tetap bergantung
padanya.
Ada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau
mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.
Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh,
kita beli nanti, tapi tidak sekarang.”
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak
ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat
dipenuhi.
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir
sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!.”
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu
dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan
keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar
malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk
menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat –
sangat luar biasa berharga.
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar
sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar
tidak marah adalah Ibu….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya
dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi
lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu,
atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling
cool sedunia…. :’)
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu
sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan
sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar
jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu,
dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati
Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat
ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan
Ayah”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk
menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah
itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat
pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah.”
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk
memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu,
dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan
memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di
sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya saying.”
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk
pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester
dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya
bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka
baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah :
“Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan
“Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu.”
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal
membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi
tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat
“putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi
seseorang yang lebih baik darinya.”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan
meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya
nanti.
Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun
tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah
pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian
Ayah berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: “Ya
Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi
wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu
bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu
dari bahaya….
Ayah telah menyelesaikan tugasnya….
Papa, Ayah,
Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin
memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin
bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal…
COMMENTS